Mengapa Harus Beternak Angsa Darat?
Zaman yang serba sulit membuat orang desa banyak yang urbanisasi. Mereka beranggapan bahwa di kota gampang mencari penghasilan. Alasan yang terkenal ialah alasannya ialah di desa tidak mempunyai lahan cukup untuk bercocok tanam. Namun sesampainya di kota, bagi yang tidak punya keahlian khusus akan terlindas oleh kekejaman kota. Akhirnya mereka bekerja apa adanya bahkan banyak yang menderita.
Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi jikalau kita bisa menangkap peluang perjuangan dan memanfaatkan lahan sesempit apa pun. Hidup di desa tidak harus bercocok tanam, namun di sela-sela itu masih banyak peluang yang sanggup mendatangkan uang. Salah satu pola ialah beternak angsa darat. Banyak orang yang hidup di desa tetapi sanggup menikmati kehidupan yang lebih dari cukup. Semua itu alasannya ialah kreatiiitas mereka dalam mengelolah usaha.
Apalagi kini ini, perekonomian di negeri ini cukup memprihatinkan. Di kota-kota besar banyak perusahaan tutup alasannya ialah bangkrut. Ribuan karyawan kehilangan pekerjaan. Sementara mereka enggan kembali ke desa dan hidup serba pas-pasan di kota. Oleh alasannya ialah itu, anggapan menjadi karyawan dan bekerja di kota sudah diubah. Hal itu alasannya ialah di desa pun, jikalau kita mau akan sanggup hidup lebih layak. Mendengar istilah “beternak bebek”, barangkali terlintas di pikiran kita ratusan angsa yang digiring penggembalanya sepanjang hari dan berkilo-kilometer jauhnya. Jika pola pikir kita masih demikian maka kita tidak akan tertarik untuk menangkap peluang perjuangan beternak bebek. Cara-cara beternak angsa di pematang sawah ibarat tersebut tidak berorientasi pada bisnis skala menengah hingga besar. Cara tersebut mustahil bisa dikembangkan.
Beternak angsa dengan cara tradisional sudah harus ditinggalkan. Kita harus berpikir ke arah perjuangan intensif, yaitu membuka peluang bisnis dengan memelihara angsa di lahan sempit tetapi menghasilkan produksi cukup lumayan. Beternak angsa intensif tidak membutuhkan lahan yang luas dan tidak perlu kita menggembalakannya ke pematang sawah hingga beberapa kilometer jauhnya. Akan tetapi, angsa yang dipelihara cukup dikurung pada lahan terbatas. Peternak menyediakan kandang, pelataran, ransum, perawatan serta obat-obatan. Saat ini, di tempat yang masyarakatnya secara umum dikuasai beternak angsa sudah beralih dari cara tradisional ke cara intensif. Sehingga mereka tetap bertahan di desanya dan enggan pergi ke kota untuk mengadu nasib. Mereka bisa membuat perekonomian yang tidak mengecewakan baik dan bisa hidup layak.
Mengawali beternak angsa darat tidak perlu modal besar. Bisa dimulai dengan kecil-kecilan, bergantung dana yang kita miliki. Yang penting kita mempunyai lahan pekarangan. Ini pun tidak perlu berhektare-hektare, tidak harus di akrab sungai dan sangkar tidak harus mewah. Kita bisa melakukannya cukup di pekarangan samping atau belakang rumah dan dilengkapi pagar keliling setinggi setengah meter.
Jika kita masih belum pengalaman sama sekali dengan perjuangan ini, sebaiknya dilakukan dalam skala kecil. Dengan pengalaman pribadi di lapangan, kita akan mengetahui kelemahan-kelemahan dan faktor—faktor yang menjadikan kegagalan. Umpamanya memelihara 100 ekor terlebih dahulu. Dari 100 ekor, ini sanggup dikembangkan terus menjadi beribu-ribu ekor banyaknya. Pertanyaannya sekarang, mengapa beternak angsa darat? Pertama, bisa dimulai dengan modal kecil. Kedua, tidak membutuhkan tenaga banyak. Ketiga, ransum gampang didapat. Keempat, perawatannya gampang dan tahan terhadap penyakit. Kelima, harga telurnya stabil. Bisa dijual dalam keadaan mentah atau membuka home industry dengan olah telur menjadi telur asin. Keenam, harga daging angsa diminati sehingga harganya sangat menjanjikan.
Post a Comment for "Mengapa Harus Beternak Angsa Darat?"