Menyeleksi Bibit Unggulan Anis Merah Yang Akan Dikembangbiakkan
Sesudah mempersiapkan sangkar penangkaran, langkah selanjutnya dalam memulai penangkaran anis merah yakni melaksanakan proses seleksi atau menentukan bibit atau bakalan maupun indukan anis merah yang nantinya akan dipelihara atau dikembangbiakkan.
Tujuan dari seleksi bibit ini yakni untuk mendapat bakalan maupun indukan anis merah yang benar-benar berkarakter dan sehat, sehingga nantinya bisa memmenolong meningkatkan persentase keberhasilan dari proses penangkaran atau pemeliharaan yang dilakukan, sekaligus bisa meminimalisir resiko kegagalan yang ada.
A. Seleksi bakalan / trotolan
Bakalan atau trotolan anis merah yang banyak beredar di pamasukan yakni anakan anis merah berumur antara 1-3 bulan yang belum sanggup berkicau dan mempunyai bulu tubuh yang belum tepat (trotol). Apabila peternak akan memelihara anis merah dari usia belia atau trotolan, proses seleksinya sebagai diberikut:
1. Seleksi menurut kriteria umum.
Bakalan atau trotolan anis merah yang bagus, setidaknya memenuhi kriteria menyerupai diberikut:
- Sehat dan tidak tampak penyakitan
Bakalan anis merah yang diambil sebaik mungkin ialah bibit yang menawarkan gejala burung yang sehat. Ciri-ciri burung yang sehat antara lain: matanya terbuka lebar, tidak sayu, dan tampak bengkak; lubang hidungnya membersihkan/tidak ingusan; akup tampak kuat/tidak lunglai; dan pada cuilan dubur tidak terjadi pembengkakan.
- Lincah dan bahagia bergerak
Burung yang tampak lincah dan banyak bergerak bisa menunjukan bahwa burung tersebut dalam kondisi yang sehat. Apabila tidak sehat, burung akan tampak membisu saja dan tidak aktif bergerak.
- Memiliki anggota tubuh yang lengkap, tidak cacat
Bakalan yang anggun haruslah mempunyai anggota tubuh yang lengkap dan tidak terdapat cacat. melaluiataubersamaini sendirinya, burung yang mempunyai cacat menyerupai paruh bengkok, kaki dan jari patah, akup terkulai patah, dan sebagainya sebisa mungkin tidakboleh diambil. Seandainya pun bisa dipelihara dan bisa menghasilkan bunyi yang anggun (simak: suara anis merah), burung tersebut kurang nyaman dipandang, tidak mendapat nilai anggun apabila dilombakan, dan apabila dijual harganya di pamasukan sangatlah rendah.
- Nafsu makan besar
Burung yang mempunyai nafsu makan besar akan megampangkan pemelihara dan tingkat kesehatannya pun lebih terjaga.
- Mata jernih serta pandangannya tampak tajam
Burung yang mempunyai mata jernih dan pandangan tampak tajam menunjukan bahwa kondisi tubuhnya sehat.
- Sayap mengipit rapat, dan kaki mencengkeram kuat
Bakalan yang anggun pada umumnya akan mempunyai akup yang mengepit rapat (tidak renggang), dan mempunyai cuilan kaki yang kuat sehingga tidak mengalami kesusahan sewaktu bertengger.
- Cukup umur
Bakalan atau trotolan anis merah yang sudah dijual di pamasukan biasanya berumur mulai di atas 1 bulan. Sekalipun begitu, bakalan yang akan diambil sebaiknya yang sudah berumur di atas 2 bulan. Sebab, pada umur tersebut bakalan sudah bisa mengambil makanan sendiri sehingga megampangan perawatan. Selain itu, tubuhnya relative sudah cukup kuat sehingga resiko janjkematian bisa diminimalkan atau lebih rendah.
2. Sekesi menurut katuranggan
Selain dengan melihat ciri atau kriteria umum menyerupai di atas, sebagian penghobi burung kicau termasuk anis merah juga melaksanakan seleksi dengan melihat katuranggan. Katuranggan dalam kancah dunia hobi burung ini bisa dijelaskan sebagai ciri bentuk lahiriah atau fisik yang tampak dari luar dan ditengarai berafiliasi dengan bakat-bakat atau kemampuan khusus yang dimiliki. Sekalipun sifatnya memang masih pada tataran mitos atau belum sepenuhnya diterima nalar sehat, namun sebagian penghobi burung kicau akan melihat ciri katuranggan ini dalam melaksanakan proses seleksi burung.
Secara singkat, ciri katuranggan pada bakalan anis merah adalah:
- Leher panjang, padat mencakup
Bakalan yang mempunyai leher panjang dan padat meliputi biasanya akan bisa mengeluarkan bunyi dengan volume yang cukup besar, dan bisa menampilkan gaya teler yang bagus.
- Paruhnya tipis dan panjang
Bakalan yang mempunyai katuranggan yakni yang mempunyai paruh yang panjang, berawal lebar, namun meruncing atau cuilan ujungnya lebih tipis. Bentuk paruh cuilan bawah sebaik mungkin harus lurus atau tidak bengkok. Sedangkan posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Postur tubuh panjang dan tegap
Bakalan yang mempunyai tubuh yang panjang dan tegap dengan dada yang besar/bidang biasanya mempunyai mental yang baik, lebih tampak gagah, lebih gesit dan lincah, serta mempunyai volume bunyi yang keras dan panjang.
- Mata lingkaran melotot dan sorot mata tajam
Bakalan anis merah yang mempunyai mata lingkaran melotot dan sorot mata tajam ditengarai banyak kalangan mempunyai jiwa petarung dan mental yang bagus, sehingga bisa tampil terbaik ketika diturunkan ke dalam lomba burung kicau.
- Kakiknya kuat, panjang dan kering
Selain mempunyai kaki yang kuat, anis merah yang anggun dipilih yang mempunyai kaki panjang dan kering atau tidak lembek, tapi tidak bersisik.
- Warna kaki hitam
Sebagian penghobi anis merah lebih menyukai bakalan yang mempunyai kaki berwarna hitam ketimbang bakalan yang mempunyai kaki berwarna putih alasannya yakni dianggap mempunyai mental yang anggun ketika dibawa ke ajang lomba. Namun sebagian kalangan memang tidak sependapat dengan hal ini. Perbedaan warna kaki (hitam atau putih) sebetulnya terjadi alasannya yakni perbedaan iklim, kondisi lingkungan, dan jenis makanan yang dikonsumsi burung anis merah di habitat aslinya.
Catatan khusus:
- Sangat dimasukankan untuk mengambil trotolan anis merah dari hasil penangkaran atau bukan hasil tangkap di alam liar. Bakalan anis merah dari hasil penangkaran lebih praktis dirawat, praktis dalam hal pemdiberian pakan, dan resiko janjkematian lebih rendah. Selain itu, dengan mengambil trotolan dari hasil penangkaran setidaknya peternak ikut berperan dalam menjaga populasi anis merah di alam bebas.
- Bakalan atau trotolan anis merah yang akan dipelihara sebaik mungkin berasal dari indukan yang sehat dan bebas penyakit, sehingga tidak membawa penyakit bawaan dari indukannya.
- Faktor genetic yang diturunkan dari indukan memang sedikit banyak akan kuat pada kualitas anakan yang dihasilkannya. Untuk itu, akan lebih baik apabila penangkar menentukan bibit anis merah yang ialah keturunan dari indukan yang sudah diketahui reputasinya. Sebagai contoh, anakan dari induk jantan yang pernah menjuarai lomba, indukan yang bisa menampilkan bunyi keras, arif menirukan bunyi burung lain, mempunyai tonjolan-tonjolan bunyi yang khas, mempunyai performa dan penampilan yang baik dikala membawakan irama lagu, atau indukan yang sudah terbukti selalu menghasilkan anakan yang berkarakter.
B. Seleksi indukan
Untuk penangkar yang akan memulai melaksanakan penangkaran dengan mengambil pasangan indukan atau bukan dengan memelihara bakalan, penangkar juga harus melaksanakan proses seleksi indukan terlebih lampau. tujuan dari hal ini yakni supaya penangkaran yang dijalankan lebih berhasil dan nantinya bisa menghasilkan keturunan atau bibit yang berkarakter pula.
Pada dasarnya, kriteria atau ciri-ciri fisik indukan yang anggun kurang lebih sama menyerupai pada dikala proses seleksi bakalan. Ada beberapa syarat suplemen antara lain:
1. Sehat, tidak penyakitan, dan tidak membawa suatu penyakit tertentu yang sifatnya turunan atau bisa menurun kepada anaknya.
2. Cukup umur
Indukan yang anggun setidaknya berumur minimal 12 bulan untuk betina, dan di atas 15 bulan untuk pejantan. Selain itu, umur indukan pejantan dimasukankan harus selalu lebih bau tanah dari indukan betina. Apabila kurang dari usia tersebut atau terlalu muda, peternak perlu menunggu beberapa waktu untuk mengawinkannya setidaknya sampai burung tersebut sudah berahi penuh sehingga terperinci tidak efektif. Sedangkan apabila indukan yang dipakai terlalu tua, sebagai teladan berusia di atas 4 tahun, tingkat produktivitasnya sudah menurun, dan biasanya akan mengalami hambatan dalam proses bertelur, pengeraman, dan merawat anak-anaknya yang terperinci akan memforsir tenaganya.
3. Tidak mempunyai cacat fisik
Indukan yang dipakai harus tidak mempunyai cacat fisik menyerupai akupnya patah, paruh bengkok, kaki dan jari patah, dan sebagainya alasannya yakni cacat fisik tersebut sedikit banyak akan mengganggu proses perkawinan. Sebagai contoh, ketika akan melaksanakan perkawinan, pejantan yang kakinya cacat akan susah menaiki punggung indukan betina sehingga proses pembuahan yang dilakukan menjadi tidak sempurna. Akibatnya telur yang dihasilkan menjadi kurang rindang, bahkan menjadi telur kosong atau telur yang tidak rindang (infertile) sehingga tidak bisa menetas.
Selain itu, khusus untuk indukan yang akan segera dikawinkan, indukan tersebut harus mempunyai ketentuan suplemen sebagai diberikut:
1. Sudah berahi penuh
Agar proses perkawinan sanggup berjalan lancer dan pembuahan menjadi sempurna, indukan yang dipakai baik jantan maupun betina harus yang sudah benar-benar menampakkan gejala sedang berhi penuh. Penggunaan indukan terutama pejantan yang sedang dalam kondisi tidak berahi penuh bisa mengakibatkan proses pembuahan yang tidak tepat dan mengakibatkan terjadinya telur yang tidak rindang atau tidak bisa menetas (infertile).
Ciri indukan anis merah jantan yang sudah berahi penuh antara lain:
- Bagian vent (yang terlihat ketika bulu-bulu pada cuilan duburnya ditiup) akan terlihat sangat menonjol atau lancip. Hal ini terjadi alasannya yakni produksi hormone endrogen dalam tubuhnya sedang dalam jumlah berlebih sehingga membuat alat kelabuinnya (zakar) akan mengalami perubahan bentuk.
- Terlihat gacor atau rajin berkicau dan sangat bernafsu jikalau melihat lawan jenisnya. Selain itu, anis merah jantan juga akan suka menggerak-gerakkan tubuh dan kakinya di tenggeran secara bergantian seolah daerah pijakannya tersebut terasa gerah.
- Apabila didekatkan dengan anis merah betina, anis merah jantan akan eksklusif mendekati pinggir masukangnya untuk mencoba menarikdanunik perhatian.
Sedangkan untuk indukan anis merah betina yang sudah berahi penuh ciri-cirinya adalah:
- Indung telurnya akan berkembang dengan cepat, kloaka terlihat bisul memerah, dan cuilan bulu dadanya akan mengalami kerontokan sebagai akhir dari hormone sekunder yang ada dalam metabolisme tubuhnya.
- Suka berjongkok dan mengepakkan akupnya begitu mendengar bunyi kicau burung jantan sebagai tanda minta dikawini.
- Secara naluriah sering mencabuti bulunya sendiri, terutama bulu leher dan bulu dada, dengan maksud menggunakannya sebagai materi untuk membuat masukang.
- Selain itu, apabila di dalam sangkarnya didiberikan masukang atau bahan-bahan pembuat masukang, secara naluriah ia akan mengambil bahan-bahan tersebut untuk dibawa ke sana ke mari sambal terbang.
2. Tidak sedang mengalami pergantian bulu atau mabung
Burung yang sedang mengalami pergantian bulu (mabung) dihentikan dikawinkan alasannya yakni bisa menjadikan burung tersebut mengalami kerusakan baik fisik maupun mental, sekaligus mengganggu proses pertumbuhan bulu baru. (Suryo S.)
Tujuan dari seleksi bibit ini yakni untuk mendapat bakalan maupun indukan anis merah yang benar-benar berkarakter dan sehat, sehingga nantinya bisa memmenolong meningkatkan persentase keberhasilan dari proses penangkaran atau pemeliharaan yang dilakukan, sekaligus bisa meminimalisir resiko kegagalan yang ada.
A. Seleksi bakalan / trotolan
Bakalan atau trotolan anis merah yang banyak beredar di pamasukan yakni anakan anis merah berumur antara 1-3 bulan yang belum sanggup berkicau dan mempunyai bulu tubuh yang belum tepat (trotol). Apabila peternak akan memelihara anis merah dari usia belia atau trotolan, proses seleksinya sebagai diberikut:
1. Seleksi menurut kriteria umum.
Bakalan atau trotolan anis merah yang bagus, setidaknya memenuhi kriteria menyerupai diberikut:
- Sehat dan tidak tampak penyakitan
Bakalan anis merah yang diambil sebaik mungkin ialah bibit yang menawarkan gejala burung yang sehat. Ciri-ciri burung yang sehat antara lain: matanya terbuka lebar, tidak sayu, dan tampak bengkak; lubang hidungnya membersihkan/tidak ingusan; akup tampak kuat/tidak lunglai; dan pada cuilan dubur tidak terjadi pembengkakan.
- Lincah dan bahagia bergerak
Burung yang tampak lincah dan banyak bergerak bisa menunjukan bahwa burung tersebut dalam kondisi yang sehat. Apabila tidak sehat, burung akan tampak membisu saja dan tidak aktif bergerak.
- Memiliki anggota tubuh yang lengkap, tidak cacat
Bakalan yang anggun haruslah mempunyai anggota tubuh yang lengkap dan tidak terdapat cacat. melaluiataubersamaini sendirinya, burung yang mempunyai cacat menyerupai paruh bengkok, kaki dan jari patah, akup terkulai patah, dan sebagainya sebisa mungkin tidakboleh diambil. Seandainya pun bisa dipelihara dan bisa menghasilkan bunyi yang anggun (simak: suara anis merah), burung tersebut kurang nyaman dipandang, tidak mendapat nilai anggun apabila dilombakan, dan apabila dijual harganya di pamasukan sangatlah rendah.
- Nafsu makan besar
Burung yang mempunyai nafsu makan besar akan megampangkan pemelihara dan tingkat kesehatannya pun lebih terjaga.
- Mata jernih serta pandangannya tampak tajam
Burung yang mempunyai mata jernih dan pandangan tampak tajam menunjukan bahwa kondisi tubuhnya sehat.
- Sayap mengipit rapat, dan kaki mencengkeram kuat
Bakalan yang anggun pada umumnya akan mempunyai akup yang mengepit rapat (tidak renggang), dan mempunyai cuilan kaki yang kuat sehingga tidak mengalami kesusahan sewaktu bertengger.
- Cukup umur
Bakalan atau trotolan anis merah yang sudah dijual di pamasukan biasanya berumur mulai di atas 1 bulan. Sekalipun begitu, bakalan yang akan diambil sebaiknya yang sudah berumur di atas 2 bulan. Sebab, pada umur tersebut bakalan sudah bisa mengambil makanan sendiri sehingga megampangan perawatan. Selain itu, tubuhnya relative sudah cukup kuat sehingga resiko janjkematian bisa diminimalkan atau lebih rendah.
2. Sekesi menurut katuranggan
Selain dengan melihat ciri atau kriteria umum menyerupai di atas, sebagian penghobi burung kicau termasuk anis merah juga melaksanakan seleksi dengan melihat katuranggan. Katuranggan dalam kancah dunia hobi burung ini bisa dijelaskan sebagai ciri bentuk lahiriah atau fisik yang tampak dari luar dan ditengarai berafiliasi dengan bakat-bakat atau kemampuan khusus yang dimiliki. Sekalipun sifatnya memang masih pada tataran mitos atau belum sepenuhnya diterima nalar sehat, namun sebagian penghobi burung kicau akan melihat ciri katuranggan ini dalam melaksanakan proses seleksi burung.
Secara singkat, ciri katuranggan pada bakalan anis merah adalah:
- Leher panjang, padat mencakup
Bakalan yang mempunyai leher panjang dan padat meliputi biasanya akan bisa mengeluarkan bunyi dengan volume yang cukup besar, dan bisa menampilkan gaya teler yang bagus.
- Paruhnya tipis dan panjang
Bakalan yang mempunyai katuranggan yakni yang mempunyai paruh yang panjang, berawal lebar, namun meruncing atau cuilan ujungnya lebih tipis. Bentuk paruh cuilan bawah sebaik mungkin harus lurus atau tidak bengkok. Sedangkan posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Postur tubuh panjang dan tegap
Bakalan yang mempunyai tubuh yang panjang dan tegap dengan dada yang besar/bidang biasanya mempunyai mental yang baik, lebih tampak gagah, lebih gesit dan lincah, serta mempunyai volume bunyi yang keras dan panjang.
- Mata lingkaran melotot dan sorot mata tajam
Bakalan anis merah yang mempunyai mata lingkaran melotot dan sorot mata tajam ditengarai banyak kalangan mempunyai jiwa petarung dan mental yang bagus, sehingga bisa tampil terbaik ketika diturunkan ke dalam lomba burung kicau.
- Kakiknya kuat, panjang dan kering
Selain mempunyai kaki yang kuat, anis merah yang anggun dipilih yang mempunyai kaki panjang dan kering atau tidak lembek, tapi tidak bersisik.
- Warna kaki hitam
Sebagian penghobi anis merah lebih menyukai bakalan yang mempunyai kaki berwarna hitam ketimbang bakalan yang mempunyai kaki berwarna putih alasannya yakni dianggap mempunyai mental yang anggun ketika dibawa ke ajang lomba. Namun sebagian kalangan memang tidak sependapat dengan hal ini. Perbedaan warna kaki (hitam atau putih) sebetulnya terjadi alasannya yakni perbedaan iklim, kondisi lingkungan, dan jenis makanan yang dikonsumsi burung anis merah di habitat aslinya.
Catatan khusus:
- Sangat dimasukankan untuk mengambil trotolan anis merah dari hasil penangkaran atau bukan hasil tangkap di alam liar. Bakalan anis merah dari hasil penangkaran lebih praktis dirawat, praktis dalam hal pemdiberian pakan, dan resiko janjkematian lebih rendah. Selain itu, dengan mengambil trotolan dari hasil penangkaran setidaknya peternak ikut berperan dalam menjaga populasi anis merah di alam bebas.
- Bakalan atau trotolan anis merah yang akan dipelihara sebaik mungkin berasal dari indukan yang sehat dan bebas penyakit, sehingga tidak membawa penyakit bawaan dari indukannya.
- Faktor genetic yang diturunkan dari indukan memang sedikit banyak akan kuat pada kualitas anakan yang dihasilkannya. Untuk itu, akan lebih baik apabila penangkar menentukan bibit anis merah yang ialah keturunan dari indukan yang sudah diketahui reputasinya. Sebagai contoh, anakan dari induk jantan yang pernah menjuarai lomba, indukan yang bisa menampilkan bunyi keras, arif menirukan bunyi burung lain, mempunyai tonjolan-tonjolan bunyi yang khas, mempunyai performa dan penampilan yang baik dikala membawakan irama lagu, atau indukan yang sudah terbukti selalu menghasilkan anakan yang berkarakter.
B. Seleksi indukan
Untuk penangkar yang akan memulai melaksanakan penangkaran dengan mengambil pasangan indukan atau bukan dengan memelihara bakalan, penangkar juga harus melaksanakan proses seleksi indukan terlebih lampau. tujuan dari hal ini yakni supaya penangkaran yang dijalankan lebih berhasil dan nantinya bisa menghasilkan keturunan atau bibit yang berkarakter pula.
Pada dasarnya, kriteria atau ciri-ciri fisik indukan yang anggun kurang lebih sama menyerupai pada dikala proses seleksi bakalan. Ada beberapa syarat suplemen antara lain:
1. Sehat, tidak penyakitan, dan tidak membawa suatu penyakit tertentu yang sifatnya turunan atau bisa menurun kepada anaknya.
2. Cukup umur
Indukan yang anggun setidaknya berumur minimal 12 bulan untuk betina, dan di atas 15 bulan untuk pejantan. Selain itu, umur indukan pejantan dimasukankan harus selalu lebih bau tanah dari indukan betina. Apabila kurang dari usia tersebut atau terlalu muda, peternak perlu menunggu beberapa waktu untuk mengawinkannya setidaknya sampai burung tersebut sudah berahi penuh sehingga terperinci tidak efektif. Sedangkan apabila indukan yang dipakai terlalu tua, sebagai teladan berusia di atas 4 tahun, tingkat produktivitasnya sudah menurun, dan biasanya akan mengalami hambatan dalam proses bertelur, pengeraman, dan merawat anak-anaknya yang terperinci akan memforsir tenaganya.
3. Tidak mempunyai cacat fisik
Indukan yang dipakai harus tidak mempunyai cacat fisik menyerupai akupnya patah, paruh bengkok, kaki dan jari patah, dan sebagainya alasannya yakni cacat fisik tersebut sedikit banyak akan mengganggu proses perkawinan. Sebagai contoh, ketika akan melaksanakan perkawinan, pejantan yang kakinya cacat akan susah menaiki punggung indukan betina sehingga proses pembuahan yang dilakukan menjadi tidak sempurna. Akibatnya telur yang dihasilkan menjadi kurang rindang, bahkan menjadi telur kosong atau telur yang tidak rindang (infertile) sehingga tidak bisa menetas.
Selain itu, khusus untuk indukan yang akan segera dikawinkan, indukan tersebut harus mempunyai ketentuan suplemen sebagai diberikut:
1. Sudah berahi penuh
Agar proses perkawinan sanggup berjalan lancer dan pembuahan menjadi sempurna, indukan yang dipakai baik jantan maupun betina harus yang sudah benar-benar menampakkan gejala sedang berhi penuh. Penggunaan indukan terutama pejantan yang sedang dalam kondisi tidak berahi penuh bisa mengakibatkan proses pembuahan yang tidak tepat dan mengakibatkan terjadinya telur yang tidak rindang atau tidak bisa menetas (infertile).
Ciri indukan anis merah jantan yang sudah berahi penuh antara lain:
- Bagian vent (yang terlihat ketika bulu-bulu pada cuilan duburnya ditiup) akan terlihat sangat menonjol atau lancip. Hal ini terjadi alasannya yakni produksi hormone endrogen dalam tubuhnya sedang dalam jumlah berlebih sehingga membuat alat kelabuinnya (zakar) akan mengalami perubahan bentuk.
- Terlihat gacor atau rajin berkicau dan sangat bernafsu jikalau melihat lawan jenisnya. Selain itu, anis merah jantan juga akan suka menggerak-gerakkan tubuh dan kakinya di tenggeran secara bergantian seolah daerah pijakannya tersebut terasa gerah.
- Apabila didekatkan dengan anis merah betina, anis merah jantan akan eksklusif mendekati pinggir masukangnya untuk mencoba menarikdanunik perhatian.
Sedangkan untuk indukan anis merah betina yang sudah berahi penuh ciri-cirinya adalah:
- Indung telurnya akan berkembang dengan cepat, kloaka terlihat bisul memerah, dan cuilan bulu dadanya akan mengalami kerontokan sebagai akhir dari hormone sekunder yang ada dalam metabolisme tubuhnya.
- Suka berjongkok dan mengepakkan akupnya begitu mendengar bunyi kicau burung jantan sebagai tanda minta dikawini.
- Secara naluriah sering mencabuti bulunya sendiri, terutama bulu leher dan bulu dada, dengan maksud menggunakannya sebagai materi untuk membuat masukang.
- Selain itu, apabila di dalam sangkarnya didiberikan masukang atau bahan-bahan pembuat masukang, secara naluriah ia akan mengambil bahan-bahan tersebut untuk dibawa ke sana ke mari sambal terbang.
2. Tidak sedang mengalami pergantian bulu atau mabung
Burung yang sedang mengalami pergantian bulu (mabung) dihentikan dikawinkan alasannya yakni bisa menjadikan burung tersebut mengalami kerusakan baik fisik maupun mental, sekaligus mengganggu proses pertumbuhan bulu baru. (Suryo S.)
Post a Comment for "Menyeleksi Bibit Unggulan Anis Merah Yang Akan Dikembangbiakkan"