Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor Penghambat Perjuangan Sapi Perah

Jika ada hal-hal yang sanggup membuatkan perjuangan sapi perah, tentu saja akan ada hal-hal yang menciptakan kendala perjuangan sapi perah di Indonesia ini. Adapun hal-hal yang sanggup menghambat bahwasanya cukup banyak. Hal-hal tersebut antara lain modal, iklim, marketing yang kurang baik, kekurangan tenaga ahli, dan sarana angkutan.

1. Modal
Usaha pemeliharaan sapi perah ini memerlukan investasi moda yang cukup besar, sedangkan masyarakat pedesaan biasanya sulit mendapatkannya. Mau tidak mau kita harus mengakui bahwa masyarakat pedesaan kita ini umumnya masih berpenghasilan rendah. Dengan demikian, untuk menanam modal yang besar buat beternak sapi perah masih sulit. Belum lagi kalau sudah menginjak pada perbaikan kualitas bibit dan juga tabiat genetik yang perlu diperbaiki. Dengan diperlukannya modal yang cukup tinggi ini, menimbulkan salah satu dari penghambat perjuangan peternakan sapi perah di Indonesia.

2. Iklim
Indonesia yaitu sebuah negara yang beriklim tropik, hingga pada Suatu ketika iklim akan sanggup membubung dengan tinggi. Jika hal itu sering terjadi, tentu saja tidak akan sesuai atau tidak cocok lagi untuk mengusahakan ternak sapi perah. Iklim yang tinggi akan selalu bertentangan dengan kehidupan dari sapi perah itu sendiri. Di negara asal sapi perah, biasanya mereka hidup pada iklim yang sejuk dan yang cenderung dingin. Selain itu semua, jikalau udara / temperatur membubung tinggi juga akan kuat sekali pada susu-susu produksi dari peternakan kita. Susu akan cepat rusak jikalau didiamkan di tempat yang suhunya tinggi.

3. Marketing yang Kurang Baik
Salah satu penghambat dari kemajuan ternak sapi perah juga disebabkan belum baiknya marketing atau pemasaran dari hasil produksi mereka. Mengapa marketing belum baik buat perjuangan susu sapi di Indonesia ini, terutama yang berada di pedesaan-pedesaan? Ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut.
  • Daya beli rakyat masih rendah, lantaran pendapatan dari masyarakat sendiri masih rendah. Di samping itu, jikalau ada yang telah berpenghasilan cukup tetapi mereka tidak mempelajari dan mengindahkan ihwal gizi. Dengan demikian, mereka tidak menyadari akan pentingnya air susu sapi buat penambah gizi.
  • Dengan adanya hasil jual yang tidak sesuai jikalau dibandingkan dengan harga makanan ternak dan juga ongkos-ongkos perawatan. Belum lagi nanti kalau ditambah dengan ongkos tenaga yang kian hari dirasa kian meningkat. Sementara itu harga susunya belum tentu setiap ketika sanggup meningkat dengan baik. Adakalanya bahkan harga susu sangat rendah.
  • Bagi orang yang telah mengetahui arti pentingnya gizi yang sanggup didapatkan dari air susu sapi itu, biasanya mereka tidak mau membeli susu sapi dari peternak rakyat. Mereka masih memiliki anggapan bahwa produksi air susu sapi rakyat ini masih kurang sempurna. Atau bahkan mereka beranggapan bahwa jaminan mutu akan air susu dari peternak rakyat ini tidak sanggup dipertanggungjawabkan.
  • Kemudian yang paling dirasakan sangat berat yaitu adanya saingan dari pabrik-pabrik susu yang memproduksi susu dalam kemasan kaleng (susu kalengan). Kalau dibandingkan dengan harga susu kalengan, maka harga susu sapi ternak rakyat ini dirasa masih sedikit lebih mahal. Lebih beratnya lagi, produksi susu kalengan ini bahan-bahan bakunya selalu diimpor dari luar negeri. Jarang sekali yang mau menggunakan materi mentah dari dalam negeri. Menurut beberapa pendapat, bahwa materi mentah yang didatangkan dari luar negeri itu selain harganya relatif lebih murah juga dibandingkan dengan materi mentah dari dalam negeri, juga ada anggapan bahwa gizinya jauh lebih tinggi. Walaupun pada hakikatnya kadar gizi dari dalam negeri sendiri bahwasanya tidak kalah dengan materi yang diimpor dari luar. Dengan demikian boleh dikatakan 80% pabrik susu di Indonesia ini menggunakan materi baku dari luar negeri. Karena hal-hal inilah yang menjatuhkan pasaran produksi susu daribpeternakan rakyat. Juga dengan adanya susu-susu kalengan maupun susu dalam kemasan kotak, mengakibatkan susu sapi peternakan rakyat menjadi agak kurang menguntungkan.

4. Kurangnya Tenaga Ahli
Kurangnya tenaga hebat atau skill dalam bidang persusuan akan kuat secara pribadi kepada perjuangan peternakan sapi perah di Indonesia. Sudah tentu lantaran terbatasnya para hebat dalam bidang persusuan di Indonesia, maka peternakan susu sapi yang diusahakan oleh rakyat juga kurang sanggup berkembang.

5. Sarana Angkutan
Sarana angkutan sangat penting artinya bagi perkembangan ataupun penghambat dari perjuangan susu sapi perah. Sarana pengangkutan yang baik sanggup mendukung perjuangan pemasaran susu saja. Namun sebaliknya, maka perjuangan susu sapi perah akan ikut tersendat-seudah Sarana jalan yang kurang baik akan menghambat laju pemasaran susu sapi perah. Perlu juga diketahui bahwa perjuangan susu sapi perah, ini kebanyakan diusahakan di kawasan pedesaan atau pinggiran-pinggiran kota yang memiliki udara sejuk. Jika hingga terjadi ada kendala pengiriman susu lantaran sulitnya transportasi, berarti akan menjatuhkan nilai / kualitas susu itu sendiri. Ini berarti kerugian bagi sang pengusaha. Sarana jalan yang sangat buruk akan mempertinggi ongkos angkutannya. Jika ini sempat terjadi, sudah barang tentu harga susu akan lebih mahal lagi begitu hingga di tangan konsumen.

Post a Comment for "Faktor Penghambat Perjuangan Sapi Perah"