Penyakit Pada Angsa Dan Pengendaliannya (Bagian 2)
1. Ngurak Sebelum Waktunya
Ngurak yang normal yaitu rontok bulu secara masuk akal dan alamiah. Namun adakalanya belibis produktif tiba-tiba rontok bulunya. Kenyataan ibarat ini merupakan momok bagi peternak, alasannya yaitu kalau belibis ngurak berarti tidak lagi bertelur dalam waktu tertentu. Bayangkan seandainya seratus ekor ngurak, maka berapa kerugian untuk biaya ransum. Oleh alasannya yaitu itu, kalau terjadi perkara rontok bulu pada belibis secara tidak masuk akal (belum waktunya) berarti kita harus melaksanakan perlakuan secara khusus. Seandainya belibis tersebut mendekati apkir, sebaiknya dilakukan pencucian kandang. Namun kalau masih dalam umur produktif, maka harus diupayakan biar cepat kembali normal.
Rontok bulu tidak normal mungkin disebabkan kesalahan kita dalam memberi ransum, contohnya disajikan dedak bekatul dari padi ketan (yang secara tak sengaja tercampur dengan dedak biasa) atau tanggapan penggunaan antibiotika secara berlebihan. Tindakan yang harus dilakukan ialah memperbaiki sistem dan jenis ransum, memakai obat antibiotika seperlunya.
2. Mengeluarkan Cairan Kental dari Mata
Jenis penyakit ini menyerang anak belibis antara umur 1-4 minggu. Oleh lantaran itu, waspadai belibis seumur tersebut. Gejalanya ialah mata anak belibis mengeluarkan cairan kental. Penyakit ini memiliki potensi menular relatif cepat terhadap anak belibis sehat. Tindakan yang harus dilakukan yaitu memisahkan anak belibis yang sakit dari kelompoknya, memperbaiki sanitasi sangkar (kotak induk). Di samping itu, kita harus rajin menaruh kotak induk di bawah sinar matahari pagi biar anak belibis terkena ultraviolet. Berikanlah suntikan, contohnya Streptcmzyzm Sulphate terhadap anak belibis yang sakit.
3. Berak Kekuning-kuningan/Kehijau-hiiauan
Gangguan penyakit berupa berak kekuning-kuningan atau kehijau-hijauan menyerang belibis segala umur. Mulai dari DOD hingga belibis arif balig cukup akal sanggup terjangkit penyakit ini. Jenis penyakit ini cepat sekali menular terhadap belibis yang masih sehat. Penyakit ini disebabkan basil Colera atau Leucocytoczoonosis. Penyebabnya lantaran sanitasi sangkar atau induk buatan kurang sehat dan bersih. Dapat juga lantaran ventilasi kurang baik atau sangkar terlalu padat. Bila gejalanya muntah darah, kotoran berwarna hijau, bercak- bercak perdarahan pada kaki, kulit dan hampir seluruh tubuh maka sanggup dipastikan belibis terkena Leucocytozoonosis. Berilah obat, contohnya Maladex atau merek lain yang sejenis. Namun kalau gejalanya mencret, susah bernapas, kadang-kadang jalannya pincang lantaran salah satu sendi bengkak, maka berarti belibis terkena basil Colera. Berilah obat, contohnya Ampicol, Coliquin, Decoxy, Doctril, Koleridin, atau merek lain yang sejenis dengan dosis sesuai anjuran.
4. Berak Darah
Berak darah disebabkan oleh basil Coccodiosis. Menyerang semua unggas di segala umur. Jika dalam suatu sangkar terdapat seekor belibis saja yang ditengarai berak darah. maka segera dikarantina. Penyakit ini menular lewat kotoran terhadap bebek-bebek yang sehat. Biasanya belibis yang terkena Coccodiasis kotorannya berdarah, hal ini lantaran usus buntu membesar dan berisi darah atau seluruh kepingan usus berdarah. Gejala yang tampak, belibis tidak memiliki nafsu makan, berat tubuh menurun, kadang-kadang disertai dengan kelumpuhan. Tindakan yang harus dilakukan yaitu mengkarantina belibis yang terlanjur sakit dan memberi obat. contohnya Antitoksi, Maladex atau yang sejenis.
Post a Comment for "Penyakit Pada Angsa Dan Pengendaliannya (Bagian 2)"